Setahun terakhir istilah tech winter sedang populer disebutkan oleh media-media di Indonesia. Istilah ini merujuk pada musim dimana perusahaan-perusahaan berbasis teknologi sedang mengalami situasi ekonomi yang sulit. Ini akibat dari merosotnya aliran pendanaan untuk perusahaan teknologi, sehingga berdampak pada cashflow.
Beberapa perusahaan teknologi di Indonesia tengah melakukan penyesuaian dengan situasi ini. “Setidaknya ada beberapa cara, diantaranya PHK massal dan re-strategi ke arah bisnis dan operasional yang lebih efisien,” ujar Ricky Iskandar, Corporate Communications Lead Forest Interactive Indonesia.
Bagi profesional komunikasi di bidang teknologi tentu ini tantangan besar. Lalu bagaimana tech communicator beradaptasi dengan situasi ini? Beberapa kuncinya adalah agility, upskilling, dan competent.
Pertama, agility. Di beberapa perusahaan, tech communicator tidak lagi fokus pada strategi komunikasi untuk reputasi korporasi. Mereka juga harus turut mengambil bagian di strategi bisnis, marketing, operasional, bahkan employer branding. “Growth mindset diperlukan di situasi ini, terlebih untuk menyelami dan mengimplementasikan strategi baru yang tidak hanya soal reputasi, namun juga keberlanjutan ekonomi perusahaan,” kata pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PR Society ini.
Kedua, upskilling. Dalam hal ini tidak hanya skill komunikasi bisnis, namun juga diperlukan skill diluar komunikasi yang terukur dan sesuai dengan proses bisnis perusahaan yang bersangkutan.
Terakhir adalah kompetensi. Kompetensi merupakan gabungan dari enam hal. Pertama, pengetahuan yakni informasi yang diperoleh dalam bidang tertentu. Kedua, keahlian yakni mendemonstrasikan kemampuan yang dipelajari. Ketiga, peran sosial yakni sikap dan nilai yang diproyeksikan kepada orang lain (outer-self). Keempat, citra diri yakni rasa identitas dan nilai seseorang (inner-self). Kelima, sifat yakni cara tertentu dalam bersikap. Terakhir, motif yaitu hal-hal yang mendorong seseorang dalam memperoleh prestasi, kekuasaan, pengaruh, dan afiliasi
Untuk itu, penting bagi komunikator, khususnya tech communicator mengikuti sertifikasi kompetensi. Dengan mengikuti sertifikasi kompetensi, tech communicator tidak saja dapat menambah kepercayaan diri, meningkatkan jenjang karier, menambah pengalaman, dan wawasan. Lebih dari itu, dapat menambah rekan, membangun jejaring sosial, dan mempertanggungjawabkan kemampuan juga kompetensinya. “Sertifikasi dapat membuktikan ketangkasan dan keahlian komunikasi bisnis,” ujar Ricky. (rvh)